Blog Opini Kang Guru adalah ruang berbagi opini cerdas dan inspiratif dari sudut pandang seorang pendidik. Blog ini hadir dengan gaya santai namun penuh makna.

Lima Teknik Manajemen Kelas agar Murid Tenang dan Fokus Saat Belajar

Mengelola kelas bukan sekadar menjaga ketertiban, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan, dan penuh makna. Sebagai guru, kemampuan membimbing murid agar tetap tenang dan fokus selama proses pembelajaran adalah kunci kesuksesan kegiatan belajar dan mengajar. Berikut lima teknik manajemen kelas yang sederhana namun sangat efektif dalam membantu guru menciptakan kelas yang tertib tanpa harus bersikap otoriter.

1. One Voice Only: Satu Suara dalam Satu Waktu
Teknik ini mengajarkan disiplin komunikasi dan rasa saling menghargai. Guru bersama murid membuat kesepakatan bahwa dalam satu waktu, hanya satu orang yang boleh berbicara, baik guru maupun murid. Ketika guru menjelaskan, murid mendengarkan. Saat murid menyampaikan pendapat, yang lain pun memberi perhatian.
Konsep “One Voice Only” bukan hanya membuat suasana kelas lebih tenang, tetapi juga menanamkan nilai demokrasi dan etika berbicara. Dengan kebiasaan ini, murid belajar bahwa setiap suara memiliki nilai, dan setiap orang berhak didengarkan.

2. Hand Clapping Rhythm: Irama Tepuk Tangan sebagai Sinyal Pengendali
Mengatur perhatian murid bisa menjadi tantangan, terutama saat mereka terlalu bersemangat atau gaduh. Teknik irama tepuk tangan menjadi solusi praktis dan menyenangkan. Guru membuat pola tepuk tangan tertentu, misalnya satu kali tepuk sedang, dua kali cepat, dan tiga kali sangat cepat, lalu murid diminta menirukannya sebagai sinyal untuk berhenti berbicara dan fokus kembali.
Teknik ini menciptakan suasana belajar yang interaktif dan memberi ruang bagi murid untuk terlibat secara fisik sekaligus emosional dalam pengaturan ritme kelas. Mereka merasa diajak, bukan diperintah.

3. Time Countdown: Hitung Mundur untuk Meningkatkan Kesiapan
Saat akan berpindah ke aktivitas baru atau menjalankan instruksi, guru bisa menggunakan metode hitung mundur. Misalnya, “Dalam sepuluh detik, semua sudah duduk rapi dan membuka buku.” Hitungan mundur (10, 9, 8...) tidak hanya menarik perhatian murid, tetapi juga melatih kemampuan mereka mengatur waktu dan bergerak secara terorganisir. Selain meningkatkan efisiensi waktu, teknik ini memberikan struktur dalam proses transisi antarkegiatan yang sering kali menjadi momen paling rawan gangguan dalam kelas.

4. Tidy Up and Sit Properly: Bereskan Diri, Tenangkan Hati
Menanamkan kebiasaan merapikan alat tulis, meja, dan lingkungan sekitar sebelum atau sesudah belajar bisa berdampak besar terhadap ketenangan suasana kelas. Murid diajak untuk “beres-beres” sebagai bagian dari ritual belajar. Setelah itu, mereka diminta duduk dengan tenang dan posisi tubuh yang baik.
Kegiatan ini membantu menanamkan rasa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapian. Lebih dari itu, tindakan fisik membereskan barang ternyata juga memberi efek menenangkan pada psikologis murid, membuat mereka lebih siap menyerap pelajaran.

5. Say Thank You: Apresiasi yang Menyentuh Hati
Kata-kata sederhana seperti “Terima kasih, Andri sudah duduk tenang” memiliki kekuatan besar. Mengucapkan terima kasih sambil menyebutkan nama murid secara spesifik adalah bentuk apresiasi positif yang mampu memperkuat perilaku baik.
Dengan membiasakan ucapan terima kasih, guru membangun budaya saling menghargai dan memperkuat hubungan emosional antara guru dan murid. Murid pun merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk menjaga perilaku positif dalam belajar.

Penutup: Membentuk Kelas yang Tenang dan Bermakna
Manajemen kelas bukan semata-mata soal menjaga ketertiban, melainkan tentang membangun suasana yang memungkinkan setiap murid merasa nyaman, didengar, dan dihargai. Kelima teknik di atas merupakan langkah sederhana namun ampuh dalam menumbuhkan kedisiplinan tanpa paksaan.
Dengan konsistensi, kreativitas, dan sentuhan empati, guru dapat menciptakan ruang belajar yang tak hanya tenang, tetapi juga penuh makna dan menyenangkan. Karena pada akhirnya, murid yang tenang bukan hanya siap menerima pelajaran, tapi juga tumbuh menjadi pribadi yang sadar, tertib, dan menghargai orang lain.
Share:

Website Translator

Blog Archive

Visitors