Melalui proyek pembuatan poster bertema Kemerdekaan Berpendapat Warga Negara, kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran, tetapi juga wahana ekspresi dan kreasi yang relevan dengan peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia. Para siswa diberi apresiasi untuk menuangkan gagasan mereka secara visual, menyuarakan pentingnya kebebasan berpendapat sekaligus membangun pemahaman mendalam terhadap tanggung jawab sebagai warga negara yang menghargai perbedaan.
Dengan memadukan nilai seni, apresiasi, dan pembelajaran, pendekatan ini diharapkan dapat memupuk kesadaran generasi muda akan pentingnya menjunjung tinggi demokrasi, toleransi, dan hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Lalu, bagaimana para siswa memaknai kebebasan berpendapat dalam karya mereka? Simak perjalanan inspiratif ini dalam artikel berikut.
Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (25 November) dan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia (10 Desember), sebuah inovasi inspiratif dihadirkan melalui kegiatan bertajuk PEKA (Pameran Ekspresi Kreasi dan Apresiasi). Kegiatan ini dirancang sebagai ruang ekspresi kreasi dan apresiasi bagi siswa serta untuk mengapresiasi peran guru sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya hak asasi manusia. Dengan pendekatan berbasis proyek, PEKA menjadi contoh nyata implementasi pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Pancasila di sekolah.
Situasi: Mengapa PEKA Diperlukan?
Hari Guru Nasional dan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia merupakan dua momen penting yang sayangnya jarang dirayakan secara terpadu di lingkungan sekolah. Padahal, keduanya memiliki pesan mendalam tentang penghormatan terhadap peran guru dan nilai-nilai kesetaraan, kebebasan, serta kemanusiaan.
Tantangan yang Diatasi
Kesadaran yang beragam: Tidak semua siswa memahami pentingnya Hari Guru dan Hak Asasi Manusia.
Sarana terbatas: Fasilitas dan persiapan pameran memerlukan sumber daya yang memadai.
Keterlibatan siswa: Memotivasi siswa untuk menciptakan karya yang berkualitas.
Koordinasi waktu: Menyelaraskan kegiatan dengan jadwal akademik agar tidak mengganggu proses belajar.
Aksi: Merangkai Makna Lewat Pameran
Kegiatan PEKA dikemas secara menarik dengan beberapa elemen utama:
- Pameran Poster sebagai Media EkspresiPoster dipilih sebagai medium utama karena memberikan ruang bagi siswa untuk menyampaikan ide kreatif mereka secara visual. Tema utama yang diusung adalah “Kemerdekaan Berpendapat Warga Negara di Era Keterbukaan Informasi”. Melalui poster, siswa diajak merefleksikan pandangan mereka tentang kontribusi guru dan nilai-nilai Hak Asasi Manusia.
- Makna Simbolis PEKANama PEKA sendiri tidak hanya merujuk pada "pameran," tetapi juga memiliki arti "peduli," sesuai dengan semangat kegiatan ini untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap isu-isu penting.
- Kolaborasi Antar Siswa dan GuruProses pembuatan poster dilakukan melalui kerja sama antara siswa dari berbagai kelas, dibimbing oleh guru Pendidikan Pancasila dan Seni Budaya. Kolaborasi ini mengasah kemampuan kerja sama dan kreativitas siswa.
- Ruang Partisipasi TerbukaPameran diselenggarakan di ruang publik sekolah, melibatkan seluruh warga sekolah termasuk guru dan orang tua. Acara ini juga dilengkapi dengan diskusi singkat dan presentasi karya oleh siswa.
Refleksi: Dampak Positif dari PEKA
Pelaksanaan PEKA memberikan dampak yang signifikan:
Peningkatan Kesadaran: Siswa menjadi lebih memahami peran penting guru dalam kehidupan mereka dan urgensi menghormati Hak Asasi Manusia.
Kreativitas dan Partisipasi: Beragam karya unik lahir dari ide-ide siswa, mencerminkan pandangan mereka yang beragam dan mendalam.
Kebersamaan Komunitas: Kegiatan ini mempererat hubungan antara siswa, guru, dan orang tua dalam semangat apresiasi bersama.
Evaluasi untuk Masa Depan: Masukan dari peserta dan pengunjung menjadi bahan refleksi untuk menyempurnakan kegiatan serupa di masa depan.
Menjadi Simbol Kebebasan Berpendapat dan Nilai Pancasila
Dengan pendekatan inovatif berbasis proyek seperti PEKA, sekolah tidak hanya memberikan pembelajaran teoritis, tetapi juga mempraktikkan nilai-nilai Pancasila secara nyata. Kegiatan ini menjadi simbol kebebasan berpendapat yang sejalan dengan demokrasi dan kemanusiaan, menjadikan Hari Guru Nasional dan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia lebih bermakna di hati para siswa.
Mari bersama-sama mendorong lebih banyak kegiatan seperti PEKA, yang tidak hanya membangun karakter siswa tetapi juga memperkuat budaya apresiasi dan kesadaran terhadap isu-isu penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.